Selasa, 09 Maret 2010

perkembangan model baju kalangan muda-mudi

DUNIA fashion selalu diminati anak muda. Selain agar terlihat cantik dan ganteng, modern, gaul, kreatif, namun juga mengaktualisasi diri, melalui kemampuan yang dimiliki. Distribution store atau distribution outlet atau disingkat “distro”, menjadi sarana itu. Distro adalah sejenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro menjadi industri kecil dan menengah (IKM) dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk diusahakan tidak diproduksi massal, agar mem-pertahankan sifat eksklusif suatu produk. Trend ini makin marak di kota-kota besar di Indonesia.

Konsep distro berawal pada per-tengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, T-shirt, dan stiker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan, dengan etalase dan rak sebagai tempat pajangan T-shirt.
Dalam perkembangannya, komunitas di luar musik, seperti komunitas punk dan skateboard kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan produk-produknya ada yang memiliki kualitas ekspor. Pada 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 di antaranya ada di Bandung.

Beberapa dampak positif dari kehadiran distro adalah, pertama, bagi perkembangan mode dan perekonomian di Indonesia, se-perti kesempatan terbukanya peluang usaha baru. Pemilik sebagian besar distro masih ber-usia muda. Kedua, para remaja atau anak muda kini bisa bergaya dengan model pakaian terkini yang harganya terjangkau. Untuk bergaya mereka tidak harus merogoh kocek lebih dalam.
Ketiga, kualitas produk distro tidak kalah dibanding produk yang terpampang pada butik atau tempat perbelanjaan bu-sana lainnya. Distro menjadi me-narik melalui penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di-setting dengan tepat. Lahan yang tidak terlalu besar bisa disulap menjadi tempat berbe-lanja busana yang sangat nya-man untuk para calon pembeli ataupun pengunjung.
Variasi warna yang menarik mulai dari pakaian, hingga seluruh aksesoris seperti sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll, dijual dengan harga yang disesuaikan dengan isi dompet remaja.

Hal-hal inilah yang terus mempengaruhi perkembangan distro di Indonesia: tempat yang menarik, nyaman, harga yang dapat dijangkau, menyajikan produk dengan kualitas ekspor, bahkan menuangkan gaya trend anak muda. Hal ini sekaligus menunjukkan prestasi anak muda di balik usaha ini.
Di luar segala hal yang positif tadi, memang ada kekhawatiran yang berkembang yaitu anak muda menjadi konsumtif, dalam arti royal berbelanja produk yang disukai. Selain itu anak muda menjadi lebih fokus mendandani fisik semata.
Namun semoga citra positif anak muda yang telah dihadirkan melalui distro dalam perkem-bangan dunia fashion, gaya busana hingga pembelajaran ten-tang sebuah kemandirian men-dirikan usaha dapat terus diper-tahankan dan dikembangkan.